Jumat, 29 Oktober 2010

Mencermati Musibah di Negeri ini

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمَِ

Mencermati beragam peristiwa di negeri tercinta, rasanya peringatan اَللّهُ pd Q.S. Ar-Ruum:41 layak dicermati:

"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (Q.S. Al-Ruum:41).

Umar tsaqif Arsalan menyatakan, "Innamal umamul akhlaaqu maa baqiyat. Fain dzahabat akhlaquhum dzahabuu..."
Artinya kurang lebih:
Sesungguhnya keberadaan sebuah negara (komunitas, umat) sangat bergantung pd akhlak penduduknya (anggotanya). Jika akhlak penduduknya rusak/jelek maka rusak pulalah negara itu...

Penyelesaian semuanya itu jelas terletak pd akhlak, sesuai dg TUJUAN utama diutusnya Nabi Muhammad saw yakni untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak. Ya, akhlak artinya perilaku yg sesuai dg tuntunan Khaliq (اَللّهُ swt).

Sekian, semoga bermanfaat.
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Selasa, 19 Oktober 2010

Tulisanku

Renungan sore:

Semua kita ingin bahagia, dunia maupun akhirat. Namun jika harus memilih, kebahagiaan dimanakah yg diinginkan?

Shbtku, dunia ini hanya tempat sementara. Di sini apapun yg menimpa kita akan berakhir...



Renungan Malam:

Malam ini kita masih menatap di setiap dengus nafas...

Sebentar lg, kita tidur utk beristirahat walau tak sedikit manusia yg kemudian istirahat utk selamanya...

Ya اَللّهُ, lindungilah iman kami. Ampunilah dosa kami. Terimalah amal soleh kami.
Kami berserah pada-MU...



بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمَِ

"Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman". (Q.S. Al-Ahzab:43).

Ya, Al-Quran & sunnah Nabi saw telah tersedia & sempurna. Terserah kita, apatah telah sungguh2 menjdkn keduanya sbg pilihan pedoman hidup?

Ya اَللّهُ, pilihlah kami utk keluar dari kegelapan.



Renungkeuneunn:

Koruptor dimanja KPK

"Yang penting itu adalah recovery aset negara. Bagaimana kerugian negara dapat dicover dari aset terdakwa," ujar Wakil Ketua KPK M Jasin.

Menurut Jasin, KPK memiliki tim pencari harta kekayaan terdakwa mulai dari aset pribadi dll. KPK akan MENAWARKAN jalan tengah bagi terdakwa apakah akan bersedia mendapat kurungan tambahan atau membayar denda.


Demikianlah cuplikan wakil ketua KPK terkait dg koruptor negara ini. Duh, baiknya KPK thd perusak negeri...

Eittt, jgn HAYANG jd KORUPTOR...
Etah budak, SD keneh ditanya cita2, jawabanna teh pengen jd koruptor cenah. Beuuuuh...
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Sabtu, 16 Oktober 2010

Satu kejadian "Al-Qomah" di Zaman Kiwari

‎​بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمَِ

(Ini kiriman dari Ibu Hj. Elly yg menerima Kiriman dari mas Budi Susanto)

Berikut kisah yg disampaikan pada sebuah tulisan, semoga bermanfaat,

Pada akhir tahun 2003, istri saya selama 11 malam tidak bisa tidur. Saya sudah berusaha membantu agar istri saya bisa tidur, dengan membelai, diusap-usap, masih susah tidur juga. Sungguh cobaan yang sangat berat. Akhirnya saya membawa istri saya ke RS Citra Insani yang kebetulan dekat dengan rumah saya. Sudah 3 hari diperiksa tapi dokter tidak menemukan penyakit istri saya. Kemudian saya pindahkan istri saya ke RS Azra, Bogor. Selama berada di RS Azra, istri saya badannya panas dan selalu kehausan sehingga setiap malam minum 3 galon air Aqua. Setelah dirawat 3 bulan di RS Azra, penyakit istri saya belum juga diketahui penyakitnya.

Akhirnya saya putuskan untuk pindah ke RS Harapan Mereka di Jakarta dan langsung di rawat di ruang ICU. Satu malam berada di ruang ICU pada waktu itu senilai Rp 2,5 juta. Badan istri saya –maaf- tidak memakai sehelai pakaian pun. Dengan ditutupi kain, badan istri saya penuh dengan kabel yang disambungkan ke monitor untuk mengetahui keadaan istri saya. Selama 3 minggu penyakit istri saya belum bisa teridentifikasi, tidak diketahui penyakit apa sebenarnya.

Kemudian pada minggu ke-tiga, seorang dokter yang menangani istri saya menemui saya dan bertanya, "Pak Jamil, kami minta izin kepada pak Jamil untuk mengganti obat istri bapak.""Dok, kenapa hari ini dokter minta izin kepada saya, padahal setiap hari saya memang gonta-ganti mencari obat untuk istri saya, lalu kenapa hari ini dokter minta izin ?""Ini beda pak Jamil. Obatnya lebih mahal dan obat ini nantinya disuntikkan ke istri bapak.""Berapa harganya dok?""Obat untuk satu kali suntik 12 juta pak.""Satu hari berapa kali suntik dok?""Sehari 3 kali suntik.""Berarti sehari 36 juta dok?""Iya pak Jamil.""Dok, 36 juta bagi saya itu besar sedangkan tabungan saya sekarang hampir habis untuk menyembuhkan istri saya. Tolong dok, periksa istri saya sekali lagi. Tolong temukan penyakit istri saya dok.""Pak Jamil, kami juga sudah berusaha namun kami belum menemukan penyakit istri bapak. Kami sudah mendatangkan perlengkapan dari RS Cipto dan banyak laboratorium namun penyakit istri bapak tidak ketahuan.""Tolong dok…., coba dokter periksa sekali lagi. Dokter yang memeriksa dan saya akan berdoa kepada Rabb saya. Tolong dok dicari""Pak Jamil, janji ya kalau setelah pemeriksaan ini kami tidak juga menemukan penyakit istri bapak, maka dengan terpaksa kami akan mengganti obatnya." Kemudian dokter memeriksa lagi."ya dok."

Setelah itu saya pergi ke mushola untuk shalat dhuha dua raka'at. Selesai shalat dhuha, saya berdoa dengan menengadahkan tangan memohon kepada Allah, -setelah memuji Allah dan bershalawat kepada Rasululloh,

"Ya Allah, ya Tuhanku….., gerangan maksiat apa yang aku lakukan. Gerangan energi negatif apa yang aku lakukan sehingga engkau menguji aku dengan penyakit istriku yang tak kunjung sembuh. Ya Allah, aku sudah lelah. Tunjukkanlah kepadaku ya Allah, gerangan energi negatif apakah yang aku lakukan sehingga istriku sakit tak kunjung sembuh ? sembuhkanlah istriku ya Allah. Bagimu amat mudah menyembuhkan penyakit istriku semudah Engkau mengatur Milyaran planet di muka bumi ini ya Allah."

Kemudian secara tiba-tiba ketika saya berdoa, "Ya Allah, gerangan maksiat apa yang pernah aku lakukan? Gerangan energi negatif apa yang aku lakukan sehingga aku diuji dengan penyakit istriku tak kunjung sembuh?" saya teringat kejadian berpuluh-puluh tahun yang lalu, yaitu ketika saya mengambil uang ibu sebanyak Rp150,-.

Dulu, ketika kelas 6 SD, SPP saya menunggak 3 bulan. Pada waktu itu SPP bulanannya adalah Rp 25,-. Setiap pagi wali kelas memanggil dan menanyakan saya, "JaMil, kapan membayar SPP ? JaMil, kapan membayar SPP ? JaMil, kapan membayar SPP ?" Malu saya. Dan ketika waktu istrirahat saya pulang dari sekolah, saya menemukan ada uang Rp150,- di bawah bantal ibu saya. Saya mengambilnya. Rp75,- untuk membayar SPP dan Rp75,- saya gunakan untuk jajan.

Saya kemudian bertanya, kenapa ketika berdoa, "Ya Allah, gerangan maksiat apa? Gerangan energi negatif apa yang aku lakukan sehingga penyakit istriku tak kunjung sembuh?" saya diingatkan dengan kejadian kelas 6 SD dulu ketika saya mengambil uang ibu. Padahal saya hampir tidak lagi mengingatnya ??. Maka saya berkesimpulan mungkin ini petunjuk dari Allah. Mungkin inilah yang menyebabkan istri saya sakit tak kunjung sembuh dan tabungan saya hampir habis. Setelah itu saya menelpon ibu saya,

"Assalamu'alaikum Ma…""Wa'alaikumus salam Mil…." Jawab ibu saya."Bagaimana kabarnya Ma ?""Ibu baik-baik saja Mil.""Trus, bagaimana kabarnya anak-anak Ma ?""Mil, mama jauh-jauh dari Lampung ke Bogor untuk menjaga anak-anakmu. Sudah kamu tidak usah memikirkan anak-anakmu, kamu cukup memikirkan istrimu saja. Bagaimana kabar istrimu Mil, bagaimana kabar Ria nak ?" –dengan suara terbata-bata dan menahan sesenggukan isak tangisnya-."Belum sembuh Ma.""Yang sabar ya Mil."

Setelah lama berbincang sana-sini –dengan menyeka butiran air mata yang keluar-, saya bertanya, "Ma…, Mama masih ingat kejadian beberapa tahun yang lalu ?"

"Yang mana Mil ?"

"Kejadian ketika Mama kehilangan uang Rp150,- yang tersimpan di bawah bantal ?"

Kemudian di balik ujung telephon yang nun jauh di sana, Mama berteriak, (ini yang membuat bulu roma saya merinding setiap kali mengingatnya)

"Mil, sampai Mama meninggal, Mama tidak akan melupakannya." (suara mama semakin pilu dan menyayat hati),

"Gara-gara uang itu hilang, mama dicaci-maki di depan banyak orang. Gara-gara uang itu hilang mama dihina dan direndahkan di depan banyak orang. Pada waktu itu mama punya hutang sama orang kaya di kampung kita Mil. Uang itu sudah siap dan mama simpan di bawah bantal namun ketika mama pulang, uang itu sudah tidak ada. Mama memberanikan diri mendatangi orang kaya itu, dan memohon maaf karena uang yang sudah mama siapkan hilang. Mendengar alasan mama, orang itu merendahkan mama Mil. Orang itu mencaci-maki mama Mil. Orang itu menghina mama Mil, padahal di situ banyak orang. ...rasanya Mil. Mamamu direndahkan di depan banyak orang padahal bapakmu pada waktu itu guru ngaji di kampung kita Mil tetapi mama dihinakan di depan banyak orang. SAKIT.... SAKIT... SAKIT rasanya."

Dengan suara sedu sedan setelah membayangkan dan mendengar penderitaan dan sakit hati yang dialami mama pada waktu itu, saya bertanya, "Mama tahu siapa yang mengambil uang itu ?"

"Tidak tahu Mil…Mama tidak tahu."

Maka dengan mengakui semua kesalahan, saya menjawab dengan suara serak,

"Ma, yang mengambil uang itu saya Ma….., maka melalui telphon ini saya memohon keikhlasan Mama. Ma, tolong maafkan Jamil Ma…., Jamil berjanji nanti kalau bertemu sama Mama, Jamil akan sungkem sama mama. Maafkan saya Ma, maafkan saya…."

Kembali terdengar suara jeritan dari ujung telephon sana,"Astaghfirullahal 'Azhim….. Astaghfirullahal 'Azhim….. Astaghfirullahal 'Azhim…..Ya Allah ya Tuhanku, aku maafkan orang yang mengambil uangku karena ia adalah putraku. Maafkanlah dia ya Allah, ridhailah dia ya Rahman, ampunilah dia ya Allah."

"Ma, benar mama sudah memaafkan saya ?"

"Mil, bukan kamu yang harus meminta maaf. Mama yang seharusnya minta maaf sama kamu Mil karena terlalu lama mama memendam dendam ini. Mama tidak tahu kalau yang mengambil uang itu adalah kamu Mil."

"Ma, tolong maafkan saya Ma. Maafkan saya Ma?"

"Mil, sudah lupakan semuanya. Semua kesalahanmu telah saya maafkan, termasuk mengambil uang itu."

"Ma, tolong iringi dengan doa untuk istri saya Ma agar cepat sembuh."

"Ya Allah, ya Tuhanku….pada hari ini aku telah memaafkan kesalahan orang yang mengambil uangku karena ia adalah putraku. Dan juga semua kesalahan-kesalahannya yang lain. Ya Allah, sembuhkanlah penyakit menantu dan istri putraku ya Allah."

Setelah itu, saya tutup telephon dengan mengucapkan terima kasih kepada mama. Dan itu selesai pada pukul 10.00 wib, dan pada pukul 11.45 wib seorang dokter mendatangi saya sembari berkata,

"Selamat pak Jamil. Penyakit istri bapak sudah ketahuan."

"Apa dok?"

"Infeksi prankreas."

Saya terus memeluk dokter tersebut dengan berlinang air mata kebahagiaan, "Terima kasih dokter, terima kasih dokter. Terima kasih, terima kasih dok."

Selesai memeluk, dokter itu berkata, "Pak Jamil, kalau boleh jujur, sebenarnya pemeriksaan yang kami lakukan sama dengan sebelumnya. Namun pada hari ini terjadi keajaiban, istri bapak terkena infeksi prankreas. Dan kami meminta izin kepada pak Jamil untuk mengoperasi cesar istri bapak terlebih dahulu mengeluarkan janin yang sudah berusia 8 bulan. Setelah itu baru kita operasi agar lebih mudah."

Setelah selesai, dan saya pastikan istri dan anak saya selamat, saya kembali ke Bogor untuk sungkem kepada mama bersimpuh meminta maaf kepadanya, "Terima kasih Ma…., terima kasih Ma."

Namun…., itulah hebatnya seorang ibu. Saya yang bersalah namun justru mama yang meminta maaf. "Bukan kamu yang harus meminta maaf Mil, Mama yang seharusnya minta maaf."
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Jumat, 15 Oktober 2010

Teguran

Sharing

‎​بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمَِ

Ada yg bertanya ttg masalah teguran. Apa itu dan bgmn mensikapinya, apa harus diem cenah...

Sejenak saya berfikir, lalu saya mencoba utk menjawab seperti ini:

Teguran bisa berbentuk kalimat "enak" atau "tdk enak" yg ditujukan pd kita. Dlm hal yg tdk enak, seringkali reaksi kita berlebih (negatif). Utk mbuat teguran "tdk enak" menjd ilmu dan kemajuan, perlu dicoba hal2 berikut:

1. Selalu menangkap ucapan dg fikiran.
Dari sini kita mencermati ucapan org lain dg objektif. Dg objektivitas yg dimiliki, akan muncul keberanian kita utk bertanya "apa yg sebaiknya dilakukan" yg kemudian melahirkan dialog dan diskusi yg bersifat argumentatif.

2. Buka hati dg terbuka.
Hidayah/ilmu tdk akan prnh dtg, perubahan tdk akan terjd dan kemajuan akan terhambat saat hati tertutup darii masukan2 org lain.

3. Kendalikan reaksi yg berlebihan.
Reaksi yg berlebihan berawal dari fikiran yg salah (negatif), emosi & egoitas.
Fikiran negatif (buruk sangka) melahirkan tindakan yg tdk kontra produktif & melemahkan semangat beraktivitas.
Emosi yg buruk melahirkn kemalasan & hasutan (ghibah).
Sdgkn egoitas melahirkn sosok pribadi angkuh, sok hebat tanpa cela dan merasa diri telah bisa menangani masalah2 sendiri.

Yah pagi2 disertai hujan, eh ada rezeki ya ini, org bertanya ttg yg tadi. Ya suuudah saya share-kan pd keluargaku sendiri. Brgkali aja bermanfaat. Kiiitu tah...

Wallahua'lam.
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Sabtu, 09 Oktober 2010

Nasehat Perkawinan-memilih jodoh1

Nasihat utk bujangan

‎​بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمَِ

Mungkin para bujang sering memimpikan indahnya hidup bersama wanita idaman. Wanita pendamping yg cantik, harum dan memikat.
Juga ditambah dg kriteria shalehah dg perangai yg mempesona. Solat tak pernah ditinggalkan, shaum sunnat dilakukan, tahajjud selalu dikerjakan, khidmat pd orgtua, hormat pd sesama, taat pd dirinya jk jd suaminya.
Ah, seabrek harapan akan sosok wanita terbaik yg jd pendamping hidupnya mungkin jd lamunan se-hari2.

Ketika mata bujang melirik wanita berparas cantik, detak jantung mulai tak karuan. Fikiran dan perasaan bercampur aduk berimajinasi berharap ia menjadi miliknya...

Wahai para bujang yg dirahmati اَللّهُ, sbg hamba اَللّهُ yg beriman, rasanya kita selalu yakin bhw kecantikan wajah tdk menjd pertimbangan utama.
Hati nurani akan berkata bhw cantiknya paras tdk menjd prioritas UTAMA.

Keajegan akan kriteria akan mulai terusik, terombang ambing ketika dlm hidup dihadapkan oleh situasi antagonis, spt: ada gadis buruk rupa namun shalehah; Gadis berkulit hitam namun berakhlak mulia; Gadis bibir sumbing namun berkarakter islami.
Benarkah kriteria yg shbt2 usung itu akan segera diwujudkan jk menemukan realita spt itu, Shbt2 akan segara dtg lalu melamar salah satu diantara contoh kasus di atas.

Subhaanallah... Mungkin anda akan mulai mencari alasan untuk menolaknya...
Secara verbalistik, mungkin kita bisa berkelit dan merangkai kata2 utk tujuan "penolakan" yg halus.
Namun, jika hal itu benar2 anda alami. Bgmn anda akan bersikap? (Tanyakan pd hati nurani)...
Shbt bujang yg mulia, rangkai nasihat ini mudah2an menyadarkan antum bhw "SUDAH ISTIQAMAHKAH" kriteria wanita shalehah yg didamba, apapun adanya?

Bersambung...

Bdg, 10-10-'10
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!