Senin, 21 November 2011

GURU-kajian Oktober.txt

Tulisan1
Menjadi guru adalah sebuah profesi mulia. Kenapa?

K
A
R
E
N
A

di tangan gurulah "fithrah" manusia terjaga.

Y
A

Guru adalah sosok penjaga fithrah manusia agar ketauhidan manusia tetap tegak tdk teringsut oleh pola duniawi macam apapun.


Tulisan2: 1 okt.'11
Saat guru membimbing fithrah sesama, dia sdg memberikan surga.

Saat guru mengembalikan fithrah sesama, dia sedang menariknya ke surga.

Guru, benar2 memiliki posisi strategis dlm menjaga fithrah.
Seingkali anak lebih mentaati gurunya dibandingkan kpd yg lainnya.

G
U
R
U
sangat penting berorientasi pd keesaan tuhan (tauhid/fithrah). Orientasi Sepanjang hidup.

Tulisan3: 2 Okt.
Banyak mata ajar yg diberikan pd anak. Banyak pula metode yg ditawarkan utk guru. Segala teori tumpah ruah bagi manusia mendongkrak pengetahuan yg dpt dimiliki.

Sejatinya, pengetahuan itu tdk lepas dari tauhidullah. Ruh tauhid harus memimpin pengetahuan & bukan penguasaan pengetahuan yg membuat buram ketauhidan.

Ya, itulah tantangan asatidz/ah dlm PBM yg kian menyeret dimensi tauhid. Bgmna mengajarkan matematika, fisika, kimia, Bhs. Inggris, Bhs. Indonesia, geografi, bahasa daerah, seni budaya, penjaskes, PKn, dsb. utk tetap dlm bingkai tauhid...

Bisa!

Tulisan4: 3 Okt.
Membimbing fithrah bukanlah pekerjaan susah, sebab semua kita berfithrah sama yakni tauhidullah.

Jd, sepanjang pendekatannya tertuju pd keesaan Alloh yg senantiasa mengedapankan Alloh dlm sikap, ucap & perbuatan maka pembimbingan akan mudah diterima. Perbuatan baik adalah bukti fithrah itu ada.

Tentu dibutuhkan pedoman yg sesuai dg fithrah manusia. Ia adalah Al-Quran al-Karim. Referensi yg dibuat Alloh utk manusia. Al-Quran pasti akan sesuai dg fithrah kita karna iapun berasal dari Alloh swt.

Jd, ajarkan ilmu dg menghiasi sikap, ucap & perbuatan dg al-Quranul Karim...

Tulisan5: 4 Okt
Saat seorg guru menyadari bhw dia sdg menjaga fithrah muridnya, maka apakah gerangan yg akan dilakukan guru?

Dari sahabat kita, jika guru berniat menjaga fithrah muridnya maka guru tsb.:
1. Akan tampil sbg sosok yg juga menjaga fithrah dirinya.
pendapat yg luar biasa, yg mengedepankan penjagaan & penataan diri dlm tauhidullah.
Sosok ini akan memancarkan ragam sifat Alloh dlm hidupnya, baik sifat maupun asmaul husna milik Alloh swt.
Sosok ini akan hadir sbg penerjemah kehendak2 Alloh atas kehidupan.
Sosok yg berbuat hanya karna & utk Alloh saja.
Sosok yg bersyukur, sabar, tangguh, pantang menyerah, kerja keras, disiplin, mengagumkan, penuh dedikasi, menghargai waktu, menjaga amanah, setia pd kebaikan, penyayang, penyantun, dsb. Sosok pembela risalah ilahi & pengamal tuntunan Rasul yg menentramkan jiwa, pembuat teladan sejati.

2. Motivator pembelajaran
Pendapat yg selaras dg jiwa pendidikan dewasa ini dimana guru tdk menjadi centre PBM. Dia salah satu motivator yg membuat muridnya melakukan aksi belajar, aksi yg bukan karna tugas yg disebabkan ketidakhadiran guru. Aksi yg justru disertai oleh guru. Aksi murid yg mengexplore potensi murid (termasuk potensi fithrahnya) yg kemudian dibimbing oleh guru utk menemukan muara tauhid yg benar.

3. Menjalin hubungan yg baik.
Pendapat yg menjadi ciri hadirnya komunikasi antar manusia. Komunikasi yg dilandasi kasih sayang, kesetaraan & penuh tanggung jawab. Hubungan yg baik adalah sebuah konsep modern yg mencerminkan kehendak utk menjadi sosok tanpa letih & tanpa pamrih utk melayani sesama. Sosok pengabdi akan tegaknya tauhidullah.

Wallahua'lam.

Tulisan 6: 11 Okt.
Teringat akan pendapat Kang Didin bhw fithrah diri sendiripun hrs dijaga, hmm.. benar sekali eta teh.

Guru sbg penjaga fithrah muridnya memang secara tdk lgsg menuntut guru duluan dlm menjaga fithrahnya. Jk itu sudah dilakukan guru, maka dampaknya akan terasa di lapangan.

Apa saja ya dampak dari guru yg telah menjaga fithrahnya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar